Saturday, June 4, 2011

Poor si Fulan


"Abandoned" by my dear friend tranSumatra

Sayup terdengar kata kasihan dari mulut seorang wanita. Penasaran, tehan mengikuti arah tertujunya mata wanita itu. Tampak seorang laki-laki berjalan dengan pakaian compang-camping, rambut gimbal, dan kulit hitam kotor. Laki-laki itu terus berjalan, melewati seorang penjual tukang cendol. Tidak jauh dari situ, ia pun duduk di pinggir jalan. Wanita dan tehan hanya memperhatikan laki-laki itu, menyelami perasaan masing-masing. Sedangkan tukang cendol, tanpa ragu mendekat membawakan segelas cendol. Laki-laki itu mengulurkan tangannya dan memandang tukang cendol, walau tanpa kata, pandangannya sudah mewakili rasa terima kasihnya.
Rasa kasihan dibutuhkan bukan sekedar untuk bersimpati, tidak hanya melalui ucapan, atau bahkan di saat tertentu tidak perlu terucapkan. Terkadang hanya dengan mendengarkan, menemani tanpa suara, mengulurkan bantuan, atau membangkitkan semangat, lebih membuat seseorang merasa berharga dan dipahami.Seorang teman pernah bersimpati pada tehan, terlontar ucapan kasihan. Di situasi tersebut kata kasihan terdengar seperti mengasihani, bukan mengasihi. Seiring waktu, rasa kasihannya tanpa kata, tetapi cukup dengan mendengarkan. Terima kasih :)