Sunday, January 10, 2010

Beres-beres

Pernah ada seorang teman berkata, kalau mau sukses, dimulai dengan memilah-milah buku yang kita punyai, terutama yang sesuai dengan bidang kita. Maka mulailah tehan beres-beres buku buat mengisi liburan. Buku-buku disusun berdasarkan kajiannya. Buku-buku yang tebal, seperti textbooks (produk kopian), ditaruh di rak paling bawah.

Ternyata kegiatan beres-beres ini tidak hanya sebatas buku, tetapi merambah ke barang-barang lain, terutama barang-barang yang telah lama tehan simpan dan belum dibereskan lagi. Ditemukannyalah tumpukan surat-surat dan sebuah buku diary.

Tehan membuka dan membaca surat-surat tersebut satu per satu, tehan menyadari dulu ia sering sekali surat-menyurat dengan teman-temannya. Surat-menyurat merupakan aktivitas yang cukup disenangi saat itu. Sehingga tidak jarang jika ditanyakan pada anak-anak sekolah tentang hobinya, surat-menyurat adalah salah satunya(biasa disebut sebagai korespondensi).



Dengan surat-menyurat, bisa saling mengetahui kabar masing-masing.
Tidak sabar menunggu datangnya surat balasan.
Membeli kertas surat yang bagus, selain buat menyurat,
juga buat dikoleksi, terutama yang ada wanginya.



Berikutnya adalah buku diary atau buku harian, buku yang bertugas merelakan dirinya ditorehkan tulisan-tulisan tentang kegiatan sehari-hari, dan biasanya bersifat rahasia. Tehan teringat buku diary tersebut ia dapatkan dari seorang teman saat acara tukar kado, kira-kira 15 tahun yang lalu. Tehan sangat senang sekali, karena sudah lama ia mendambakan mempunyai buku diary. Setelah menerimanya, tehan tidak sabar untuk segera menulis segala rahasia hatinya. Daann... isinya lebih banyak tentang suka si A, suka si Y, atau suka si A (orang yg berbeda). Ya maklumlah, waktu itu tehan masih pada tahap perkembangan yang diliputi kebimbangan, jadi belum bisa menetapkan hati.


Tehan merasa dirinya spesial
mempunyai suatu rahasia yang tertulis di buku diary,
apalagi buku diary tersebut ada kuncinya.

Sekarang sudah tidak musim lagi buku diary, orang sudah jarang mempunyai buku harian. Bukan dikarenakan fungsi buku diary yang berubah, tapi tentang keseharian yang beralih sifatnya, menjadi rahasia umum. Oleh karena itu, sekarang pun torehan tehan bukan lagi dengan tulisan, tapi dengan ketikan di blog.

2 comments:

  1. tapi ada beberapa hal yang gabisa di publish ke blog. buku diary saya berubah bentuknya dari tulisan tangan ke ketikan, tapi ketikan terproteksi kata sandi di komputer...

    btw saya juga demen tuh dulu surat-suratan! sampe skrg masih nyimpen juga suratnya.

    ReplyDelete
  2. Oh ternyata cowok punya diary jg? Saya pikir cowok lebih suka bicara langsung kalau ada masalah :) Gak semuanya yah?

    Saya simpan surat-surat itu, buat kenangan saya dengan orang2 tersebut. Bagaimana saya waktu dulu.

    ReplyDelete